Ibu Adalah Madrasah Pertama Bagi
Anak – anaknya
“Al
-Ummu madrasah Al-ula (Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya) bila
engkau persiapkan dengan baik maka engkau telah mempersiapkan bangsa yang baik
dan kuat” Wahai saudariku, Persiapkanlah diri
anda untuk menjadi seorang Ibu yang shalihah sebagai Madrasah bagi anak-anakmu
kelak. Wanita adalah setengah dari bagian masyarakat, dan ia melahirkan
generasi manusia, serta ialah pondasi tegaknya keluarga.
Bila anda ingin memiliki anak-anak
yang salih dan salihah, maka persiapkanlah diri anda menjadi wanita bertakwa,
tangguh, kuat lahir bathin, tegar, mandiri, sabar dan cerdas sebelum anak anda
lahir bahkan sebelum nikkah. Melahirkan generasi shalih dimulai dari kedua
orang tua yang juga salih dan salihah. Yang mempunyai kesadaran untuk memiliki
generasi yang baik lahir maupun bathin. Mempunyai kesadaran bahwa anak-anak
adalah Amanah dari Allah Ta’ala, yang harus dijaga dengan baik. Ibu berperan
besar dalam pembentukan watak, karakter dan kepribadian anak-anaknya.
Ia adalah sekolah pertama dan utama
sebelum si kecil mengenyam pendidikan di sekolah manapun. Namun tidak sedikit
ibu yang beranggapan, ketika sibuah hati sudah masuk sekolah maka sekolahlah
yang bertanggung jawab atas pendidikan si buah hati. Padahal peran ibu tidak
bisa tergantikan oleh siapapun. Ibu memiliki peran lebih dari sekolah yakni
membangun kecerdasan emosional anak bahkan membangun kecerdasan spiritual anak.
Ibu adalah “gudang ilmu”, “pusat
peradaban” dan “wadah” yang menghipum sifat-sifat akhlak mulia. Peran yang
sangat penting ini, meuntut seorang ibu untuk membekali dirinya dengan ilmu
yang memadai. maka seorang ibu harus terus bergerak meningkatkan kualitas
dirinya. Karena, untuk mencetak generasi yang berkualitas, diperlukan pendidik
yang berkualitas pula. Hal itu berarti ibu tak boleh berhenti belajar.Wahai
saudariku, muslimah.
Teruslah mencari ilmu, bekali dirimu
dengan ilmu. Ilmu yang dapat meluruskan akidah, mensalihkan ibadah, membaguskan
akhlaq, meluaskan tsaqofah, membuat mandiri, tidak bergatung pada orang lain
sekaligus bermanfaat buat orang lain. Teladanilah
wanita Anshar yang tidak malu bertanya tenteang masalah agama. Teladanilah para
shahabiyah yang bahkan meminta kepada Rasulullah untuk diberikan kesempatan
dihari tertentu khusus untuk mengajari mereka. Sehingga, akan bermunculan
kembali Aisyah-Aisyah yang mempunyai pemahaman yang luas dan mendalam tentang
agamanya. Duhai saudariku, muslimah, didiklah
putra-putrimu agar mengenal Allah dan taat pada-Nya agar gemar membaca dan
menghafal kalam-Nya. Ajarkan mereka mencintai Rasulullah dan meneladani beliau.
Bekali dengan akhlaq imani, mencintai sesama, menghormati orang yang lebih tua
dan menyayangi yang lebih muda. [aetty.blogspot.co.id/berdakwah]
Comments
Post a Comment