INOVASI KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN



PENGERTIAN INOVASI KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

A.  Definisi Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran.
Pengertian inovasi menurut kamus ilmiah populer yaitu pembaharuan (bidang pengembangan kemasyarakatan, sains, atau iptek). Secara umum inovasi berarti pembaharuan atau perubahan yang ditandai dengan adanya hal-hal baru. Upaya untuk mencari hal yang baru itu disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya sebagai upaya memecahkan masalah yang tengah dihadapi. Penemuan baru dapat dikatakan inovasi apabila penemuan baru tersebut memberikan dampak positif, dan upaya pemecahan solusi atas sebuah permasalahan yang tengah dihadapi.
Inovasi pada dasarnya merupakan hasil pemikiran yang bercirikan hal baru, baik berupa praktik-praktik tertentu, atau berupa produk dari suatu hasil olah pikir dan olah teknologi yang diterapkan melalui tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksudnkan untuk memcahkan persoalan yang timbul dan memperbaiki suatu keadaan menjadi lebih baik. Dalam bidang pendidikan misalnya, untuk memecahkan persoalan-persoalan yangdihadapi, telah banyak dilontarkan model-model inovasi dalam berbagai bidang, antara lain : usaha pemerataan pendidikan, peningkatan mutu, peningkatan efisiensi dan efektivitas pendidikan, dan relevansi pendidikan. Kesemuanya dimaksudkan agar difusi inovasi yang dilakukan bisa diadopsi dan dimanfaatkan untuk perbaikan dan pemecahan persoalan pendidikan di Tanah Air.
Secara Etimologis kurikulum berasal dari bahasa latin (Yunani) yaitu asal dari kata currir yang artinya pelari, dancurere artinya tempat berpacu. Pengertian tersebut jelas merupakan pengertian dalam bidang olahraga, karena sejak zaman dahulu bangsa Yunani menyenangi olahraga. Kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang perlari mulai dari start sampai finish untuk memperoleh medali atau penghargaan. Kemudian pengertian tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran (subject) yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir program pelajaran untuk memperoleh penghargaan dalam bentuk ijazah.
Menurut Undang-undang No.11 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional, Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang dipergunakan sebagai pedoman  penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Sedangkan yang dimaksud pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa.
Khusus dalam dunia pendidikan, seperti dalam kurikulum dan pembelajaran yang setiap saat selalu ada upaya inovasi, maka untuk aspek batasan waktu ini, kita dapat menjadikannya sebagai indikator bahwa hasil inovasi tersebut justru sudah tidak dikatakan inovasi lagi. Sebagai ilustrasi, misalnya temuan hasil inovasi yang sudah dipakai orang banyak seperti contohnya dulu ada kurikulum Sistem Ganda (PSG). Hasil inovas ini jika dibicarakan dan dianalisis saat ini, maka sebetulnya sudah tidak bisa lagi bahwa itu adalah kurikulum inovasi.

     Menurut Mattew B. Miles (1973) ciri-ciri inovasi dalam pendidikan terdiri dari empat hal utama, yaitu :
1.    Memiliki kekhasan / khusus
Artinya suatu inovasi akan memiliki ciri yang khas dalam arti ide, program, tatanan, sistem, termasuk kemungkinan hasil yang diharapkan. Hal utama bercirikan spesifik adalah suatu inovasi memunculkan kondisi khusus, dan bukan asal tersebar. Misalnya, program guru kelas rangkap (multi grade teachers), yang dianggap memiliki ciri khusus disbanding dengan program sejenis yang ada.

2.    Memiliki ciri atau unsur kebaruan
Dalam arti, suatu inovasi harus memiliki karakteristik sebagai buah karya dan buah pikir yang memiliki kadar orisinalitas dan kebaruan.

3.    Program inovasi dilaksanakan melalui program yang terencana
Dalam arti, bahwa suatu inovasi akan dilakukan melalui suatu proses yang tidak tergesa-gesa, namun kegiatan inovasi dipersiapkan secara matang dengan program yang jelas dan direncanakan terlebih dahulu. Proses inovasi bukan suatu proses yang tiba-tiba dan tak sengaja, tetapi merupakan suatu proses penemuan dengan perencanaan yang matang dan diperhitungkan tahapan-tahapan yang harus dilaksanakannya.

4.    Inovasi yang digulirkan memiliki tujuan.
Inovasi yang digulirkan memiliki tujuan, yaitu bahwa program inovasi yang dilakukan harus memiliki apa yang ingin dicapai, termasuk arah dan strategi yang bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut dicapai dari sistem inovasi yang dilakukan.

B.       Hasil Inovasi Kurikulum
Perubahan-perubahan dan pergantian –pergantian kurikulum sejak tahun 60-an hingga kini telah banyak dirasakan, perubahan yang terjadi sebagai hasil pola pikir dan produktivitas bagaimana inovasi dalam penyesuaian kurikulum yang selalu dianut oleh masyarakat dapat dilakukan. Alasan kenapa itu bisa terjadi sslah satunya yaitu hasil inovasi pendidikan. Berikut beberapa hasil inovasi berikut ini yaitu :
a.         Kurikulum Muatan Lokal
Kurikulum yang menyesuaikan disesuaikan dengan daerah sekolahnya dimana. Sebagai sumber belajarnya adalah dengan menggunakan lingkungan maka besar kemungkinan murid dapat mengamati, melakukan percobaan atau kegiatan belajar sendiri. Belajar mencari, mengolah, menemukan informasi sendiri dan menggunakan informasi untuk memecahkan masalah yang ada di lingkungannya merupakan pola dasar dari belajar. Secara khusus, muatan lokal adalah program pendidikan dalam bentuk mata pelajaran yang isi dan media penyampaiaannya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah yang wajib dipelajari oleh peserta didik di daerah itu.

b.         Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
Pendidikan Sistem Ganda atau PSG adalah perpaduan dari pelatihan kejuruan paruh waktu yang dikombinasikan dengan belajar paruh waktu. Pemanfaatan dua lingkungan belajar terdapat di sekolah dan di luar sekolah dalam kegiatan proses pendidikan, pendidikan keahlian dalam profesional, yang menyatukan secara sistematik dan sinkron terhadap program pendidikan di sekolah dan program pengusahaan keahlian yang di peroleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja, semua itu terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu.

c.    Broad Based Curiculum
Pendididikan Berbasis Luas (BBE) yang Berorientasi Pada Kecakapan Hidup (Life Skill) Broad-based Education (BBE) adalah pendidikan berbasis luas, yaitu pendidikan yang dapat membekali siswa dengan kecakapan generic atau kecakapan hidup yang bersifat umum, yang memungkinkan mereka dapat memiliki kecakapan akademik dan atau kejuruan, sehingga mereka dapat memasuki dunia kerja dalam berbagai bidang keahlian, sesuai dengan minat, bakat dan kemampuannya. Kecakapan Hidup Sebagai Tujuan Pendidikan Tujuan semua mata pelajaran pada kurikulum 1994/1999 dapat dirumuskan dalam bentuk kemampuan dasar atau kompetensi dasar. Dengan Kurikulum 1994/1999 yang bersifat Subject Matter Curriculum, guru dapat menyelenggarakan pembelajaran berbasis kompetensi.

d.   KBK
KBK singkatan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi. KBK menekankan pada keseimbangan soft skill  (kemampuan dasar) dan hard skill (kemampuan yang  menonjol atau prestasi) dengan memfokuskan kompetensi atau kemampuan seseorang. Melalui KBK, saya disiapkan atau dididik sampai memenuhi kompetensi kelulusan yang diharapkan oleh lapangan pekerjaan.


e.    KTSP
KTSP Standar Isi ditentukan terlebih dahulu melaui Permendiknas No 22 Tahun 2006. Lebih menekankan pada aspek pengetahuan. di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-III. Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dibanding Kurikulum 2013. Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi. TIK sebagai mata pelajaran. Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib. Penjurusan mulai kelas XI. Tiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan berbeda.


f.     Kurikulum 2013
SKL (Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu, melalui Permendikbud No 54 Tahun 2013. Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, yang bebentuk Kerangka Dasar Kurikulum, yang dituangkan dalam Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013. Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VI. Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit dibanding KTSP. Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua mata pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta. TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai media pembelajaran. Standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil. Pramuka menjadi ekstrakuler wajib.

C.       Hasil Inovasi Pembelajaran
Sampai saat ini beberapa temuan baru yang merupakan hasil dari inovasi pembelajaran sudah sangat banyak, diantaranya adalah yang disebut dengan Brain Based Learning, LCBT, ICARE.
a.         Model pembelajaran Brain Based Learning
Model pembelajaran inovasi ini berkembang sebagai hasil dari penelitian yang dilakukan oleh pakar “Belajar Otak” dari Eric Jensen (2004). Model ini memberikan dasar masukan bagi para pengembang pembelajaran yang selama ini masih menggunakan dasar ilmu psikologi. Aspek yang ditelaah dari inovasi ini, yaitu aspek keunggulan otak manusia yang diasumsikan memiliki dukungan kuat terhadap gejala-gejala psikolog yang selama ini terlihat dari bentuk dan performance siswa ketika mengikuti pembelajaran. Inovasi ini telah melahirkan beberapa konsep baru dan membuktikan konsep-konsep dan teori-teori yang selama ini banyak diperbincangkan dikalangan akademik. Misal konsep Accelerated Learning, Peta Concept¸Visual Intelegence, Gestural Intelegence, Kinestik Intelegence, Tactile Intelegence.

b.         Model Pembelajaran LCBT
Model Pembelajaran LCBT merupaka salah satu temuan model pembelajaran yang berbasis atas berfikir Lateral. Dani darmawan, dkk. (2003:89) menjelaskan bahwa LCBT sangat penting membantu kecepatan dan melatih berpikir kritis siswa dan dapat memberikan pengalaman berpikir kritis pada guru dalam pengembangan stimulus-stimulus pembelajaran yang  mampu merangsang siswa berpikir cepat, tepat, dan bermakna selama pembelajaran. Model pembelajaran ini menerapkan prinsip model latihan dan tutorial dengan melalui penerapan berpikir lateral atau loncatan berpikir yang didukung oleh kemampuan visual dalam memahami informasi pembelajaran dari layar komputer.

c.         Model pembelajaran ICARE
Model pembelajaran ICARE dalam mata pelajaran TIK, diadopsi dari sistem pembelajaran “ICARE” yang pernah dikembangkan oleh Department of Educational Technology, San Diago State University (SDSU) Amerika Serikat (Pastor, N, 2000). Sesuai dengan namanya “ICARE”, pembelajaran ini merupakan singkatan dari lima kata, yaitu : (1) Introduction (pengenalan), (2) Connect (menghubungkan), (3) Apply (Menerapkan dan Mempraktikan), (4) Reflect (merefleksikan), dan (5) Extend (memperluas dan evaluasi).



Comments