Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum
individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan yang
umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan
yang spesifik ini memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan
tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau ketrampilan tertentu setelah melalui
suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat atau Aptitude. Karena suatu tes
inteligensi tidak dirancang untuk menyingkap kemampuan-kemampuan khusus ini,
maka bakat tidak dapat segera diketahui lewat tes inteligensi.
Keberbakatan dan Anak Berbakat Renzulli, dkk.(1981) dari
hasil-hasil penelitiannya menarik kesimpulan bahwa yang menentukan keberbakatan
seseorang adalah pada hakekatnya tiga kelompok (cluster) ciri-ciri, yaitu :
kemampuan di atas rata-rata, kreativitas, pengikatan diri (tangung jawab
terhadap tugas). Seseorang yang berbakat adalah seseorang yang memiliki ketiga
ciri tersebut. Masing-masing ciri mempunyai peran yang sama-sama menentukan.
Seseorang dapat dikatakan mempunyai bakat intelegtual, apabila ia mempunyai
intelegensi tinggi atau kemampuan di atas rata-rata dalam bidang intelektual
yang antara lain mempunyai daya abstraksi, kemampuan penalaran, dan kemampuan
memecahkan masalah).
Akan tetapi, kecerdasan yang cukup tinggi belum menjamin
keberbakatan seseorang. Kreatifitas sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat
diterapkan dalam pemecahan masalah atau sebagai kemampuan untuk melihat
hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya, adalah
sama pentingnya. Demikian juga berlaku bagi pengikatan diri terhadap tugas yang
mendorong seseorang untuk tekun dan ulet meskipun mengalami macam-macam
rintangan dan hambatan, melakukan dan menyelesaikan tugas yang telah menjadi
tanggung jawabnya, karena ia telah mengikatnya diri terhadap tugas tersebut
atas kehendaknya sendiri.
Adapun yang dimaksud dengan anak berbakat adalah mereka yang
karena memiliki kemampuan-kemampuan yang unggul dan mampu memberikan prestasi
yang tinggi. Anak-anak ini membutuhkan program pendidikan yang berdeferensiasi
atau pelayanan yang di luar jangkauan program sekolah biasa, agar dapat
mewujudkan bakat-bakat mereka secara optimal, baik bagi pengembangan diri
maupun untuk dapat memberikan sumbangan yang bermakna bagi kemajuan masyarakat
dan negara. Bakat-bakat tersebut baik sebagai potensi maupun yang sudah
terwujud meliputi :
kemampuan intelektual umum, kemampuan berpikir
kreatif-produktif, kemampuan dalam salah satu bidang seni, kemampuan
psikomotor, kemampuan psikososial seperti bakat kepemimpinan. Keberbakatan itu
meliputi bermacam-macam bidang, namun biasanya seseorang mempunyai bakat
istimewa dalam salah satu bidang saja. Dan tidak pada semua bidang. Misalnya :
Si A menonjol dalam matematika, tetapi tidak dalam bidang seni. Si B
menunjukkan kemapuan memimpin, tetapi prestasi akademiknya tidak terlalu
menonjol. Hal ini kadang-kadang dilupakan oleh pendidik. Mereka menganggap
bahwa seseorang telah diidentifikasi sebagai berbakat harus menonjol dalam
semua bidang. Selanjutnya perumusan tersebut menekankan bahwa anak berbakat
mampu memberikan prestasi yang tinggi. Mampu belum tentu terwujud. Contoh Ada
anak-anak yang sudah dapat mewujudkan bakat mereka yang unggul, tetapi ada pula
yang belum. Bakat memerlukan pendidikan dalam latihan agar dapat terampil dalam
prestasi yang unggul.
Inteligensi
dan Kreativitas
Kreativitas merupakan salah satu ciri dari perilaku yang
inteligen karena kreativitas juga merupakan manifestasi dari suatu proses
kognitif. Meskipun demikian, hubungan antara kreativitas dan inteligensi tidak
selalu menunjukkan bukti-bukti yang memuaskan. Walau ada anggapan bahwa
kreativitas mempunyai hubungan yang bersifat kurva linear dengan inteligensi,
tapi bukti-bukti yang diperoleh dari berbagai penelitian tidak mendukung hal
itu. Skor IQ yang rendah memang diikuti oleh tingkat kreativitas yang rendah
pula. Namun semakin tinggi skor IQ, tidak selalu diikuti tingkat kreativitas
yang tinggi pula. Sampai pada skor IQ tertentu, masih terdapat korelasi yang
cukup berarti. Tetapi lebih tinggi lagi, ternyata tidak ditemukan adanya
hubungan antara IQ dengan tingkat kreativitas
Comments
Post a Comment