METODE ILMIAH

METODE ILMIAH
Filsafat boleh saja berbangga diri dengan kebebasannya dalam merasionalisasi segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada. Logika menduduki tempat yang mulia dalam filsafat. tak satu pun pengetahuan yang dapat laridari sentuhan filsafat. akan tetapi kebanggaan tersebut hanyalah apologia pro libro suo-nya filsafat, dalam dirinya terdapat kesadaran bahwa segala yang dipikirkan dan yang terpikirkan sama sekali jauh dari kebenaran empiric, karena berbeda dengan jauh dengan metode ilmiah dalam menemukan validitas suatu kebenaran.
Kebenaran ilmiah yang meskipun dikuasai oleh relativitasnya, selalu berpatokan kepada beberapa hal mendasar, yaitu:
1.      Adanya teori yang dijadikan dalil utama dalam mengukur fakta-fakta aktual.
2.      Adanya data-data yang berupa fakta atau realitas senyatanya dan realitas dalam dokumen tertentu.
3.      Adanya pengelompokan data dan fakta yang signifikan.
4.      Adanya uji validitas.
5.      Adanya penarikan kesimpulan yang operasional.
6.      Adanya fungsi timbale balik antara teori dan realitas.
7.      Adanya pengembangan dialektika terhadap teori yang sudah teruji.
8.      Adanya pembatasan wilayah penelitian yang proporsional.
Ciri-ciri tersebut merupakan ‘citra’ ilmu pengetahuan dan metode ilmiah. Oleh karena itu, menurut Juhaya S. Pradja, metode ilmiah dimulai dengan pengamatan-pengamatan, kemudian memperkuat diri dengan pengalaman dan menarik kesimpulan atas dasar pembuktian yang akurat.
Menurut Yudistira K. Garna, metode ilmiah merupakan suatu perluasan kemampuan yang digunakan manusia untuk mencari kebenaran yan realistik. Langkah metode ilmiah berpijak pada pertanyaan di seputar tiga hal, yaitu :
(1)   Kemana arah yang hendak dituju.
(2)   Bagaimana dan kapan mulai bergerak.
(3)   Mampukah melakukan langkah dan gerakan sesuai dengan maksud yang ditargetkan.
Metode ilmiah dimulai dengan usaha untuk konsisten untuk berpikir ilmiah. Dalam kerangka berpikir ilmiah, logika merupakan metode meluruskan pemikiran, baik dalam pendekatan deduktif maupun induktif.
Dalam metode penelitian yang mantaati metode ilmiah, tahapan-tahapannya harus sistematis dan sesuai prosedur atau terencana dengan matang. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Penentuan Lokasi
Dalam menentukan lokasi peneliti perlu dipertimbangkan hakikat masalah yang hendak diteliti, kemampuan peneliti untuk melanjutkan penelitian, waktu yang tersedia sesuai target yang ditentukan, sarana dan prasarana ,fasilitas penelitian dan sebagainya.
2.      Penentuan metode
Metode penelitian itu terbagi menjadi dua, yaitu metode kualitatif dan penelitian deskriptif. Dalam penelitian kualitatif, dominasi filsafat ilmu cukup kuat, karena penalaran ilmiah lebih banyak menggunakan logika, baik deduktif maupun induktif. Di antara jenis penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan metode penelitian eksploratif dan metode deskriptif. Adapun tujuan penelitian eksploratif yaitu bertujuan untuk memahami eksistensi dan relevansi antara berbagai fenomena dalam perilaku social secara komprehesif.
Metode penelitian deskriptif dipergunakan untuk menggambarkan berbagai gejala dan fakta yang terdapat dalam kehidupan sosial secara mendalam. Dalam pelaksanaan penelitian yang menggunakan metode deskriftif, pengumpulan data dilaksanakan dengan melakukan seleksitas data dan penentuan data yang dianggap representative secara operasional.
3.      Penentuan Sumber Data
Informasi data dalam penelitian diperoleh melalui dua sumber, yakni lapangan dan dokumen. Sumber data lapangan adalah seorang tokoh masyarakat, tokoh agama, aparat pemerintahan, dan sebagainya yang merupakan sumber data primer. Sumber dokumenter dibagi menjadi dua, yaitu :
·        Sumber informasi dokumenter primer
Sumber informasi dokumenter primer itu dapat berupa arsip-arsip yang berkaitan dengan masalah penelitian, seperti undang-undang, peraturan keanggotaan semacam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
·        Sumber informasi dokumenter sekunder
Sumber informasi dokumenter sekunder itu dapat berupa buku-buku yang dikarang oleh orang lain dan dokumen-dokumen berupa laporan penelitian.
Dalam penelitian ini, informan dipilih secara purposif. Informan pertama diminta untuk mengikuti orang lain yang dapat membedakan informasi dan kemudian informan tersebut diminta pula menunjuk orang lain dan seterusnya. Cara tersebut dikenal dengan snoeball technique samapai dicapai taraf redundancy, (ketuntasan) artinya dianggap cukup terhadap informasi yang diperlukan.
4.      Tahap – tahap Penelitian
Tahap – tahap penelitian itu terbagi menjadi 3, yaitu :
·        Tahap orientasi
·        Tahap eksplorasi
·        Tahap membercheck
5.      Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian yang menggunakan metode penelitian deskriptif, pengumpulan data dilakukan langsung oleh peneliti. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan :
a.       Peneliti merupakan alat yang peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang diperkirakan bermakna bagi peneliti
b.      Peneliti sebagai alat yang dapat langsung menyesuaikan diri terhadap segala aspek yang diteliti sehingga dapat memahami situasi dalam berbagai tingkah laku.
Teknik pengumpulan data oleh seorang peneliti demi mendapatkan data yang akurat bagi penelitiannya biasanya menggunakan cara snowball technique.
6.      Analisis Data
Analisis data merupakan proses penyusunan data agar dapat diinterpretasi. Penyusunan data berarti klasifikasi data dengan pola, tema, atau kategori tertentu.
Analisis data secara sistematis dilakukan dengan tiga langkah secara bersamaan, yaitu :
Pertama, reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan data, pengabstrakan dari transformasi data besar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan.
Kedua, penyajian data, yakni penyajian sekumpulan informasi sistematis yang member kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian tersebut dapat berbentuk matrik, grafik, jaringan, dan bagan.
Ketiga, penarikan kesimpulan atau verifikasi. Langkah verifikasi dilakukan sejak permulaan, pengumpulan data, pembuatan pola-pola, penjelasan konfigurasi-konfigurasi yang mungkin dan alur sebab akibat serta proposisi.

7.      Teknik Pemeriksaan Data
Dalam pemeriksaan data kualitatif, terdapat beberapa criteria. Menurut Moleong dalam Nasution, pemeriksaan data kualitatif adalah sebagai berikut:
a.       Derajat Kepercayaan (creadibility)
b.      Keteralihan (transferbility)
c.       Kebergantungan (dependability)
d.      Kepastian (confrimability)
Tokoh utama dalam ilmu fenomologi adalah Edmund Hursserl, yang berpendapat bahwa ada kebenaran untuk semua orang dan manusia,dan manusia dapat mencapainya. Menurut Noeng Muhadjir menjelaskan bahwa ontologik metodologi penetapan kualitatif yang berlandaskan fenomenologi sama dengan berlandaskan rasionalisme, dan berbeda dengan yang berlandaskan positivism.
Secara aksiologis, ada kesamaan antara fenomenologi dan rasionalistis, yakni keduanya mengakui kebenaran etik. Alhasil secara epistemology, metodologi penelitian kualitatif yang berlandaskan pada fenomenologi adalah bangunan dari filsafat itu sendiri yang “ingin kabur” dari positivisme yang merupakan citra dari “metode ilmiah”.

Comments