ASekolah
1.
Definisi
Sekolah
Sekolah merupakan
sebuah organisasi dan organisasi merupakan sistem sosial, terdiri dari beberapa
komponen yaitu : struktur, individu, budaya, dan politik (hoy&miskel).
Menurut mizbeg (1971), struktur organisasi adalah kaidah bagaimana
anggota-anggota organisasi diberikan tugas-tugas tertentu daan melakukan
koordinisasi antar mereka, dan mereka secara individu mempunyai pandangan yang
berbeda mengenai tugas mereka dalam organisasi (Evers&lakomski,2001).
Budaya merupakan hasil
interaksi antara individu yang ada dalam oranisasi. Interaksi antara satu
dengan yang lainya mereka memadukan kepercayaan : nilai, norma, dan cara
berpikir (Morgan,1995) yang akan membentuk organisasi. Politik dalam suatu
organisasi tercermin pada struktur yang terbentuk. Struktur mewakili dimensi
formal sistem sosial organisasi pendidikan dan aspek-aspek personal mewakili
indiviidu dalam organisasi. Kaitan dan aspek-aspek personal mewakili individu
dalam organisasi. Kaitan dengan struktur dalam situasi organisasi pendidikan.
Yulk (2002) memberikan beberapa panduan kepada para manajer untuk membina dan
menggunakan kekuasaan secara efektif.
Unsur individu lain
dalam organisasi pendidikan adalah ouput yaitu tujuan pendidikan yang akan
dicapai oleh peserta didik. ouput pendidikan adala menyiapkan peserta didk
memaikan peranan mereka sebagai orang dewasa dan anggota masyarakat. Untuk
tercapainya tujuan pendidikan sekolah harus efektif dari segi kepemimpinan,
guru, peserta didik, kegiatann pembelajaran, iklim belajar, serta keterlibatan
anggota masyarakat.
Efektifitas sekolah
menunjukan adanya proses perekayasaan berbagai sumber dan metode yang diarahkan
pada terjadinya pembelajaran disekolah secara optimal. Efektifitas sekolah
merujuk pada pemberdayaan semua komponen sekolah sebagai organisasi tempat
belajar berdasarkan tugas pokok dan fungsinya massing-masing dalam struktur
program dengan tujuan agar siswa belajar dan mencapai hasil yang telah
ditetapkan, yaitu memiliki kompetensi.
Jadi sekolah adalah
organisasi atau lembaga formal tempat berlangsungnya sebuah pembelajaran dan
komunikasi multi arah antara seluruh anggota sekolah tersebut, sekolah memiliki
tujuan untuk mencetak generasi baru yang cerdas dan berbudi pekerti yang baik
agar terciptanya peserta didik yang berkualitas di masa yang akan datang.
2.
Definisi Sekolah Efektif
Aam Komariyah Chepi Triatna (2004) mendefinisikan efektifitas
adalah ukuran yang menyatakan sejauh mana sasaran atau tujuan (kuantitas,
kualitas, dan waktu) telah dicapai. Lebih lanjut dinyatakan : sekolah efektif
menunjukan kesusaian antara hasil yang dicapai dengan hasil yang
diharapkan. Abin (1999) menegaskan bahwa
efektifitas sekolah pada dasarnya menunjukan tingkat kesesuaian antara hasil
yang dicapai berupa Achievements atau observed outputs dengan hasil yang diharapkan
berupa objectivitas,targets,intended outsputs sebagaimana telah diterapkan.
Sekolah efektif adalah sekolah yang memiliki kemampuan
memberdayakan setiap komponen penting sekolah baik secara internal maupun
external, serta memliki sistem pengelolaan yang baik, transparan, dan akuntabel
dalam rangka pencapaian vidsi-misi-tujuan sekolah secara efektif dan efisiensi.
Menurut departemen pendidikan nasional (depdiknas) sekolah
dikatakan baik apabila memiliki delapan
kriteria: (a) siswa yang masuk terseleksi dengan ketat dan dapat
dipertanggungjawabkan berdasarkan prestasi akademik,psikotes, dan tes fisik (b)
sarana dan prasarana pendidikan terpenuhi dan kondusif bagii proses
pembelajaran, (c) iklim dan suasana mendukung untuk kegiatan belajar, (d) guru
dan tenaga kependidikan memiliki profesionalisme yang tinggi kesejakteraan yang
memadai, (e) melakukan improvisasi kurikulum sehingga memenuhi kebutuhan siswa
yang pada umumnya memiliki motivasi belajar yang tinggi dibandingkan dengan
siswa sseusianya (f) jam belajar siswa umumnya lebih lama karena tuntutan
kurikulum dan kebutuhan belajar siswa. (g) proses pembelajaran lebih
berkualitas dan dapat dipertanggung jawabkan kepada siswa maupun wali siswa dan
(h) sekolah unggul bermanfaat bagi lingkunganya (Depdikbud, 1994).
Burstein, linn, dan capeel (1978) menegaskan sekolah efektif
mengandung dua dimensi yaitu kualitas, dan ekuitas. Kualitas dimaksudkan
sekolah Dapat Meningkatkan pencapaian akademik peserta didik mana kala ekuitas
dimaksud sekolah dapat menampung peserta didik dari kalangan keluarga miskin,
seterusnya beliau mengatakan sekolah efektif adalah sekolah yang dapat
meningkatkan pencapaian akademik peserta didik yang tinggi berbanding dengan
sekolah-sekolah yang lain. Manakala sekolah tidak efektif adalah sekolah yang
pencapaian akademi peserta didiknya dibawah rata-rata pencapaian kebanyakan
sekolah.
Hoy dan Ferguson (1985) mengatakan sekolah efektif sepatutnya
menghasilkan dalam jumlah besar peserta didik cemerlang dalam ujian,
menggunakan sumber daya secara cermat, dapat menyelesaian dengan baik tantangan
internal dan eksternal, dan menghasilkan keputusan kekuasaan yang baik di dalam
sekolah.
Beberapa uraian diatas menekankan bahwa sekolah efektif adalah
sekolah yang dapat menghasilkan prestasi akademik peserta didik yang tinggi,
menggunakan sumber daya secara cermat, adanya ikllim sekolahyang mendukung
kegiatan pembelajaran, proses pembelajaran yang berkualitas, adanya kepuasan
setiap unsur yagn ada di sekolah, secara output sekolah bermanfaat bagi
lingkungannya.
Jadi, sekolah efektif adalah sekolah yang mempunyai sebuah
integritas yang tinggi untuk membangun kecerdasaan dan karakter peserta didik.
Dan terciptanya kesusaian hasil yang dicapai dengan hasil yang diharapkan oleh
guru maupun peserta didik di sekolah tersebut. Membangun kecerdasaan dan
karakter peserta didik itu tidak mudah dibutuhkan peran orang tua dan guru
dalam menjalankan peran sekolah efektif tersebut.
3.
Ciri-ciri Sekolah Berkualitas
Berikut
ciri-ciri sekolah berkualitas menurut Edward Sallis, Sudarwan Danim (2006):
- Sekolah berfokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal. Pada sekolah yang bermutu, totalitas perilaku staf, tenaga akademik, dan pemimpin melakukan tugas pokok untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Menurut Edward Sallis (1993) pelanggan jasa umumnya dan sekolah khususnya adalah semua pihak yang memerlukan, terlibat di dalam, dan berkepentingan terhadap jasa pendidikan itu. Pelanggan sekolah terdiri dari tiga komponen utama. Pertama, pelanggan primer, adalah siswa atau pihak-pihak yang menerima jasa pendidikan secara langsung. Kedua, pelanggan sekunder, adalah pihak-pihak yang berkepentingan terhadap mutu jasa pendidikan. Seperti, orang tua siswa, instansi atau penyandang dana beasiswa, pemerintah yang menanggung biaya pendidikan yang bersangkutan, tenaga akademik dan tenaga administrasi sekolah. Selanjutnya ketiga, pelanggan tersier, adalah pelanggan yang terkait langsung dengan pelayanan jasa pendidikan, tetapi berkepentingan terhadap mutu jasa layanan kependidikan itu karena mereka memanfaatkan hasil jasa layanan. Seperti masyarakat, dunia usaha dan pemerintah.
- Sekolah berfokus pada upaya untuk mencegah masalah yang muncul, dengan komitmen untuk bekerja secara benar dari awal.
- Sekolah memiliki investasi pada sumber daya manusianya, sehingga terhindar dari berbagai “kerusakan psikologis” yang sangat sulit memperbaikinya.
- Sekolah memiliki strategi untuk mencapai kualitas, baik di tingkat pimpinan, tenaga akademik, maupun tenaga administratif.
- Sekolah mengelola atau memperlakukan keluhan sebagai umpan balik untuk mencapai kualitas dan memposisikan kesalahan sebagai instrumen untuk berbuat benar pada masa berikutnya.
- Sekolah memiliki kebijakan dalam perencanaan untuk mencapai kualitas, baik untuk jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
- Sekolah mengupayakan proses perbaikan dengan melibatkan semua orang sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawabnya.
- Sekolah mendorong orang dipandang memiliki kreativitas, mampu menciptakan kualitas dan merangsang yang lainnya agar dapat bekerja secara berkualitas.
- Sekolah memperjelas peran dan tanggung jawab setiap orang, termasuk kejelasan arah kerja secara vertikal dan horozontal.
- Sekolah memiliki strategi dan kriteria evaluasi yang jelas.
- Sekolah memandang atau menempatkan kualitas yang telah dicapai sebagai jalan untuk untuk memperbaiki kualitas layanan lebih lanjut.
- Sekolah memandang kualitas sebagai bagian integral dari budaya kerja.
- Sekolah menempatkan peningkatan kualitas secara terus menerus sebagai suatu keharusan
Comments
Post a Comment