Ciri
ciri filsafat
Filsafat memiliki beberapa ciri
ciri, sebagai berikut:
1. Skematika konsepsial
Konsepsi (rencana kerja) merupakan
hasil generalisasi serta abstrak dari pengalaman tentang hal hal serta proses
proses satu demi satu. Karena itu filsafat merupakan pemikiran tentang hal hal
seta proses proses dalam hubungan yang umum. Diantara proses proses yang
dibicarakan ialah pemikiran itu sendiri. Dan diantara hal hal yang dipikirkan
ialah si pemikir itu sendiri. Filsafat merupakan hasil menjadi –sadarnya manusia
mengenai dirinya sendiri sebagai pemikir, dan menjadi – kritisnya manusia
terhadap diri sendiri sebagai pemikir di dalam dunia yang dipikirkannya.
Sebagai konsekuensinya, seorang
filsuf tidak hanya membicarakan dunia yang ada disekitarnya serta dunia yang
ada di dalam dirinya. Ia tidak hanya ingin mengetahui hakekat kenyataan dan
ukuran ukuran untuk melakukan verifikasi terhadap pernyataan pernyataan
mengenai segala sesuatu ,melainkan ia berusaha menemukan kaidah kaidah berpikir
itu sendiri. Bila manakah suatu pemikiran itu membawa kita kepada kesimpulan
yang sah, dan bagai manakah caranya serta mengapa membawa kita kepada
kesimpulan yang sah ?
2. Koheren
Pemikiran filsafat merupakan suatu
usaha perenumgan/refleksi kritis-rasional yang runtut dan mendalam terhadap
suatu hal atau suatu obyek yang dipikirkan oleh akal budi. Orang bukan berpikir
asal-asalan atau berpikir setengah hati saja. Dalam proses berpikir ini,
orang perlu mengerahkan seluruh pikiranya secara fokus, terarah,
terorientasi,terkonsentrasi pada obyek yang dipikirkan agar mencapai hasil
akhir pemikiran yang benar secara filosofis. Pemikiran yang serius tidak mampu
menemukan ide filosofis yang mencerahkan dirinya.
3 Rasional
Istilah atau kosakata
“rasional” berarti logis, masuk akal, dan dapat dimengerti atau diterima secara
akal sehat. Pemikiran yang logis berarti pemikiran yang berhubungan satu sama
lain, utuh, tidak terpisah-pisah, tidak frakmentaris, tidak terpotong-potong.
Pemikiran rasional kontra terhadap segala hal yang irasional dalam kehidupan
karena berfilsafat mengandalkan rasio sebagai alat analisinya. Filsafat menolak
segala hal yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip rasionalitas yang benar.
4. Menyeluruh/holistic
Holisti berarti obyek pemikiran kita
harus berhubungan erat dengan seluruh kenatan yang ada (esse). Segala sesuatu
yang dapat dipikirkan termasuk dalam pemikiran filsafat. Jadi, obyeknya
bisa berupa apa saja dan segala entitas (substansi) apa saja sejauh itu dapat
dipikirkan oleh akal budi. Segala sesuatu yang dapat dipikirkan dapat menjadi
data/hal menarik untuk direfleksikan secara menyeluruh oleh filsafat, termasuk
didalamnya refleksi tentang diri kita sendiri sebagai manusia kini dan disini
(bic et nunc)
5. Memberi visi
Filsafat juga berciri
visioner.filsafat tampil dalam paradigm pandangan/ pemikiran/ visi terhadap
suatu kenyataan dunia dan diri kita sendiri. Kita tidak mungkin memiliki
pandangan terhadap sesuatu jika kita tidak dapat berefleksi secara benar
terhadapnya. Hanya orang yang merenung/berefleksi secara benar yang akan mampu
menghasilkan ide-ide cermelang tentang dunia dan manusia. Orang yang dapat
memberikan pandangan dunia dan dirinya itu sudah termasuk dalam pemikiran
filosofis (kattsoff,2004: hlm. 9-14). Seseorang filsuf biasanya memiliki visi
yang jauh ke depan. Ia mampu melakukan prediksi rasional sekarang atas segala
fenomena hidup yang terjadi di masa depan. Dengan visi ini filsuf memberikan
harapan hidup bagi manusia dan membuka horizon perspektif makna untuk
memperkaya kualitas ziarah intelektual sebagai manusia di planet bumi ini.
Filsuf ibarat obor dan terang yang menerangi jalannya dinamika kehidupan
manusia di planet bumi ini.
Comments
Post a Comment