BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Dalam
motivasi belajar terkandung adanya cita-cita atau aspirasi siswa, ini
diharapkan siswa mendapat motivasi belajar sehingga mengerti dengan apa yang
menjadi tujuan dalam belajar,disamping itu keadaan siswa yang baik dalam
belajar akan menyebabkan siswa tersebut semangat dalam belajar dan mampu
menyelesaikan tugas dengan baik,kebalikannya siswa yang sedang sakit, ia tidak
mempunyai gairah dalam belajar (mudjiono, 2002:98).
Menurut
Biggs dan Tefler dalam Dimyanti dan Mudjiono (1994) motivasi belajar siswa
dapat menjadi lemah, lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan
melemahkan kegiatan, sehingga mutu hasil belajar menjadi rendah. Oleh karena
itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus. Dengan
tujuan agar siswa mempunyai motivasi belajar yang kuat, sehingga hasil belajar
yang diraihnya dapat optimal.
Motivasi
belajar yang dimiliki oleh siswa-siswi dalam setiap kegiatan pembelajaran
sangat berperan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
tertentu(Nashar,2004:11). Siswa-siswi tersebut akan mememahami apa yang
dipelajari dan dikuasai serta tersimpan dalam jangka waktu yang lama. Siswa
menghargai apa yang telah dipelajari sehingga merasakan kegunaannya di dalam
kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat. Siswa yang bermotivasi
tinggi dalam belajar memungkinkan akan memperoleh hasil belajar yang lebih
tinggi pula, artinya semakin tinggi motivasinya semakin intensitas usaha dan
upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi hasil belajar yang diperolehnya.
Siswa
melakukan usaha atau upaya untuk meningkatkan keberhasilan dalam belajar
sehingga mencapai keberhasilan yang cukup memuaskan sebagaimana yang
diharapkan. Disamping itu motivasi juga
menopang upaya-upaya dan menjaga agar proses belajar siswa tetap jalan. Hal ini
dijadikan siswa gigih dalam belajar. Apabila motif atau motivasi belajar muncul
setiap kali belajar, besar kemungkinan hasil belajarnya
meningkat(Nashar:2004:5).
Banyak
bakat siswa tidak berkembang karena tidak memiliki motif yang sesuai dengan
bakatnya itu apabila siswa itu memperoleh motif sesuai bakat yang dimilikinya
itu, maka lepaslah tenaga yang diluar biasa sehingga tercapai hasil-hasil
belajar yang semula tidak terduga.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian motivasi belajar siswa?
2. Apa pengertian hasil belajar?
3. Bagaimana cara meningkatkan motivasi
belajar siswa?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar siswa?
C. Tujuan
Sesuai dengan permasalahan diatas,
maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
a.
Untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa.
b.
Untuk
mengetahui besar pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa
D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
a)
Memberikan
sumbangan pemikiran dan perbaikan dalam penanganan masalah, motivasi belajar
terhadap hasil belajar siswa di masa yang akan datang.
b)
Memberikan
motivasi belajar siswa disekolah
c)
Meningkatkan
hasil belajar siswa
BAB
II
KAJIAN
TEORI
A. Pengertian
belajar
a.
Menurut
Wingkel dalam Darsono (2004:4) belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis
dalam interaksi dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan
pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap.
b.
Djamarah
(2002:13) mengemukakan bahwa belajar adalah serangkai kegiatan jiwa raga untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu
dalam interakasi dengan lingkungannya menyangkut kognitif, afektif dan
psikomotorik.
c.
Slamet
dalam Djamarah (2002:13) merumuskan juga tentang pengertian belajar yaitu suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil individu sendiri dalam
interasksi dengan lingkungan.
d.
Dari
beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses
perubahan dalam diri manusia yang tampak dalam perubahan tingkah laku seperti
kebiasaan, pengetahuan, sikap, keterampilan, dan daya pikir.
B. Unsur-unsur
dalam belajar
Menurut Gagne dalam Catharina Tri Ani (2006:4) unsur-unsur
yang saling berkaitan sehingga menghasilkan perubahan prilaku yakni:
a. Pembelajar
Pembelajar dapat berupa peserta didik, pembelajar, warga
belajar, dan peserta pelatihan. Pembelajar memiliki organ penginderaan yang
digunakan untuk menangakap rangsangan otak yang digunakan untuk
mentransformasikan hasil penginderaannya ke dalam memori yang kompleks dan
syaraf atau otot yang digunakan untuk menampilakan kinerja yang menunjukan apa
yang telah dipelajari.
b.
Rangsangan/stimulus
Peristiwa yang merangsang
penginderaan pembelajar disebut situasi stimulus. Contoh dari stimulus tersebut
adalah suara, sinar, warna, panas, dingin, tanaman, gedung, dan orang. Agar
pembelajar mampu belajar optimal maka harus memfokuskan pada stimulus tertentu
yang diminati.
c.
Memori
Memori pembelajar berisi berbagai
kemampuan yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari
aktivitas belajar sebelumnya.
d.
Respon
Respon merupakan tindakan yang
dihasilkan dari aktualisasi memori. Pembelajar yang sedang stimulus maka memori
yang ada di dalam dirinya kemudian memberikan respon terhadap stimulus tersebut.
C.
Faktor-faktor dalam belajar
Menurut
Wasti Soemanto (2003:113) dalam belajar banyak sekali faktor yang mempengaruhi
belajar namun dari sekian banyaknya faktor yang mempengaruhi belajar, hanya
dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu:
a. Faktor-faktor stimulus belajar
Stimulus
belajar adalah segala hal di luar individu yang merangsang individu untuk
mengadakan reaksi atau pembuatan belajar, misalnya panjangnya bahan pelajaran,
kesulitan bahan pelajaran, berartinya bahan pelajaran, berat ringannya tugas,
suasana lingkungan eksternal.
b. Faktor-faktor metode belajar
Metode
mengajar yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai
oleh si pelajar maka metode yang dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan yang
berarti bagi proses belajar, misalkan kegiatan berlatih atau praktek, menghapal
atau mengingat, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, bimbingan dalam
belajar.
c. Faktor-faktor individual
Faktor-faktor
individual juga sangat besar pengaruhnya dalam belajar seseorang, misalnya
tentang kematangan individu, usia, perbedaan jenis kelamin, pengalaman
sebelumnya, motivasi, dan kondisi kesehatan.
D.
Strategi belajar yang efektif
Solvin dalam Catharina Tri Ani
(2006:65) menyarankan tiga strategi belajar yang dapat digunakan untuk belajar
yang efektif, yaitu:
a.
Membuat catatan
Strategi yang paling banyak
digunakan pada waktu belajar dari bacaan maupun dari mendengarkan ceramah
adalah mencatat, strategi ini akan menjadi efektif untuk materi belajar
tertentu karena mempersyaratkan pengolahan mental untuk memperoleh gagasan
uatama tenatang materi yang telah dipelajari dan pembuatan keputusan tentang
gagasan-gagasan apa yang baru ditulis.
b.
Belajar kelompok
Belajar kelompok ini memungkinkan
siswa membahas materi yang telah dibaca atau didengar dikelas. Belajar kelompok
lebih baik dibandingkan belajar sendiri-sendiri karena belajar kelompok posisi
penyaji dan pendengar ini dapat dilakukan secara bergantian sehingga seluruh
individu dalam kelompok memiliki pemahaman yang sama terhadap materi yang
dipelajari.
c.
Menggunakan metode PQR4 (Preview,
Question, Read, Reflect, Recite dan Review).
Strategi belajar ini bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman dan daya ingat siswa terhadap materi yang dipelajari.
Prosedur yang digunakan dalam metode ini adalah mensurvey atau membaca dengan
cepat materi yang dibaca, membuat pertanyaan untuk diri sendiri, membaca
materi, memahami dan membuat kebermaknaan informasi yang disajikan, praktek
mengingat informasi, bertanya secara aktif atas materi yang dipelajari.
B.
Pengertian motivasi belajar
Pada dasarnya motivasi adalah usaha
yang didasari untuk mengerahkan dan menjaga tingkah seseorang agar ia terdorong
untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
1. Motivasi belajar adalah suatu
perubahan tenaga di dalam diri seseorang (pribadi) yang ditandai dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Frederick J.Mc.Donald
dalam H Nashar, 2004:39).
2. Tetapi menurut Clayton Aldelfer
dalam H.Nashar (20004:42) motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam
melakuka kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi
hasil belajar sebaik mungkin.
3. Motivasi belajar juga merupakan
kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan diri secara optimum, sehingga mampu
berbuat yang lebih baik, berprestasi dan kreatif (Abraham Maslow alam H.Nashar,
2004:42)
4. Motivasi belajar adalah suatu
dorongan internal dan eksternal yang menyebabkan seseorang atau individu untuk
bertindak atau mencapai tujuan, sehingga perubahan tingkah laku pada diri siswa
diharapkan terjadi.
Jadi motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa untuk belajar secara sungguh-sungguh, yang pada gilirannya akan terbentuk cara belajar siswa yang sistematis, penuh konsentrasi dan dapat menyeleksi kegiatan-kegiatannya.
Jadi motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa untuk belajar secara sungguh-sungguh, yang pada gilirannya akan terbentuk cara belajar siswa yang sistematis, penuh konsentrasi dan dapat menyeleksi kegiatan-kegiatannya.
1) Fungsi
motivasi belajar
Menurut
Sudirman (2008:83) fungsi motivasi belajar ada tiga yakni sebagai berikut:
a. Mendorong manusia untuk berbuat
a. Mendorong manusia untuk berbuat
Sebagai
penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan
motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan cara perbuatan
b. Menentukan cara perbuatan
Yakni
kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberakan
arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan
Yakni
menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna
mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat dengan
tujuan tersebut.
B. Strastegi motivasi belajar
Menurut
Catharina Tri Ani (2006:186-187) ada beberapa strategi motivasi dalam belajar
antara lain sebagai berikut:
1.Membangkitkan minat belajar
Pengaitan
pembelajaran dengan minat siswa adalah sangat penting dan Karena tunjukkanlah
bahwa pengetahuan yang dipelajari itu sangat bermanfaat bagi mereka.Cara lain
yang dapat diberikan adalah memberikan pilihan kepada siswa tentang materi
pembelajaran yang akan dipelajari
2.Mendorong rasa ingin tahu
Guru
yang terampil akan mampu menggunakan cara untuk membangkitkan dan memelihara
rasa ingin tahu siswa didalam kegiatan pembelajaran. Metode pembelajaran studi
kasus,diskoveri inkuiri,diskusi,curah pendapat dan sejenisnya, merupakan
beberapa metode yang dapat digunakan untuk membangkitkan hasrat ingin tahu
siswa.
3.Menggunakan variasi metode penyajian yang
menarik
Motivasi
untuk belajar sesuatu dapat ditingkatkan melalui penggunaan materi pembelajaran
yang menarik dan juga penggunaan variasi metode penyajian.
4.Membantu siswa dalam merumuskan tujuan belajar
4.Membantu siswa dalam merumuskan tujuan belajar
Prinsip
yang mendasar dari motivasi adalah anak akan belajar keras untuk mencapai
tujuan apabila tujuan itu dirumuskan atau ditetapkan oleh dirinya sendiri dan
bukan dirumuskan atau ditetapkan oleh orang lain.
C. Tinjauan
tentang hasil belajar
1.
Pengertian hasil belajar
a.
Menurut Catharina Tri Ani (2002:4) hasil belajar merupakan perubahan prilaku
yang diperoleh pembelajaran setelah menjalani proses belajar.Hasil belajar juga
merupakan kemapuan yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar (H
Nashar,2004:77).
b.
Hasil belajar adalah terjadinya perubahan dari hasil masukan pribadi berupa
motivasi dan harapan untuk berhasil dan masukan dari lingkungan baerupa
rancangan dan pengelolaan motivasional tidak berpengaruh terhadap besarnya
usaha yang dicurahkan oleh siswa untuk mencapai tujuan belajar (Keller dalam H
Nashar,2004:77) Seseorang dapat di katakan telah belajar sesuatu apabila dalam
dirinya telah terjadi perubahan, akan tetapi tidak semua perubahan yang
terjadi. Jadi hasil belajar merupakan pencapaian tujuan dan hasil belajar
sebagai produk dari proses belajar, maka di dapatkan hasil belajar.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar
Menurut
Dalyono (1997:55-60) berhasil tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan oleh
dua faktor,yaitu:
a.Faktor intern (yang bersal dari dalam diri orang yang belajar)
a.Faktor intern (yang bersal dari dalam diri orang yang belajar)
1. Kesehatan
Kesehatan
jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan
belajar,seseorang yang tidak selalu sehat,sakit kepala,demam,pilek batuk dan
sebagainya dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar.demikian juga
halnya jika kesehatan rohani (jiwa) kurang baik.
2.Intelegensi dan bakat
2.Intelegensi dan bakat
Kedua
aspek kejiwaan ini besar sekali pengaruhnya terhadap kemapuan belajar.
Seseorang yang mempunyai intelegesi yang baik (IQ-nya tinggi). Umumnya mudah belajar
dan hasilnyapun cenderung baik.Bakat juga besar pengaruhnya dalam menentukan
keberhasilan belajar.Jika seseorang mempunyai intelegensi yang tinggi dan
bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari,maka proses belajar akan lebih mudah
dibandingkan orang yang hanya mempunyai integensi tinggi saja atau bakat saja.
3.Minat dan motivasi
Minat
dapat timbul karena adanya daya tarik dari luar dan juga datang dari
sanubari,timbulnya minat belajar disebabkan beberapa hal, antara lain karena
keinginan yang kuat untuk menaikan martabat atau ingin memperoleh pekerjaan
yang baik hasrat ingin hidup senang atau bahagia,begitu pula seseorang yang
belajar dengan motivasi yang kuat,akan melaksanakan kegiatan belajarnya dengan
sungguh-sungguh,penuh gairah dan semangat. Motivasi adalah penggerak atau
pendorong.
4.Cara belajar
Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya, belajar tanpa memperhatikan tekhnik dan faktor fisiologis,psikologis,dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang.
b.Faktor eksternal (yang berasal
dari orang yang belajar)
1.Keluarga
Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar,misalnya tinggi rendahnya pendidikan,besar kecilnya perhatian dan penghasilan.
Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar,misalnya tinggi rendahnya pendidikan,besar kecilnya perhatian dan penghasilan.
2.Sekolah
Keadaan sekolah tempat belajar cukup berpengaruh tingkat keberhasilan anak.Kualitas guru,metode mengajarnya,kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak,keadaan fasilitas atau perlengkapan disekolah dan sebaginya, semua ini akan mempengaruhi kegiatan belajar.
c. Tujuan pembelajaran
Keadaan sekolah tempat belajar cukup berpengaruh tingkat keberhasilan anak.Kualitas guru,metode mengajarnya,kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak,keadaan fasilitas atau perlengkapan disekolah dan sebaginya, semua ini akan mempengaruhi kegiatan belajar.
c. Tujuan pembelajaran
Tujuan
pembelajaran merupakan diskripsi tentang perubahan prilaku yang di inginkan
atau deskripsi produk yang menunjukan bahwa belajar telah terjadi.
Gagne dan briggs dalam Nashar mengklasifikasikan hasil belajar menjadi 5,yaitu:
a.Keterampilan intelektual (intellectual skills)
Gagne dan briggs dalam Nashar mengklasifikasikan hasil belajar menjadi 5,yaitu:
a.Keterampilan intelektual (intellectual skills)
Keterampilan
intelek merupakan kemampuan yang membuat individu kompeten. Kemampuan ini
bertentangan dari kemahiran bahasa sederhana seperti menyusun kalimat sampai
pada kemahiran teknis maju,seperti teknologi rekayasa dan kegiatan ilmiah.
Keterampilan itu misalnya menemukan kekuatan jembatan atau memprediksi inflasi
mata uang.
b.Strategi kognitif (cognitive strateggis)
b.Strategi kognitif (cognitive strateggis)
Strategis
kognitif merupakan kemampuan yang mengatur prilaku belajar,mengingat dan
berpikir seseorang. Misalnya kemampuan mengendalikan prilaku ketika membaca
yang dimaksudkan untuk belajar dan metode internal yang digunakan untuk
memperoleh inti masalah.kemampuan yang berada dalam strategi kognitifini
digunakan oleh pembelajar dalam memecahkan masalah secara kreatif.
c.Informasi verbal (verbac information)
Informasi verbal merupakan kemampuan yang diperoleh pembelajar dalam bentuk informasi atau pengetahuan verbal. Pembelajaran umumnya telah memiliki memori yang amumnya telah digunakan dalam bentuk informasi,seperti nama
bulan,hari,minggu,bilangan,huruf,kota,Negara,dan
sebagainya.Informasi verbal yang dipelajari disituasi pembelajaran diharapkan
dapat diingat kembali setelah pembelajar menyelesaikan kegiatan pembelajar.
d.Keterampilan motorik (Motor
skills)
Keterampilan
motorik merupakan kemampuan yang berkaitan dengan kelenturan syaraf dan
otot,pembelajar naik sepeda,menyetir mobil,menulis halus merupakan beberapa
contoh yang menunjukan keterampialn motorik. Dalam kenyataannya,pendidikan
disekolah lebih benyak menekankan pada fungsi intelektual dan seringkali
mengabaikan keterampilan motorik,kecuali untuk sekolah teknik.
e.Sikap (Attitudes)
Sikap
merupakan kecenderungan pembelajaran untuk memilih sesuatu,setiap pembelajar
memiliki siakap terhadap berbagai benda,orang dan situasi.efek sikap ini dapat
diamati dari reaksi pembelajar (positif atau negatif) terhadap benda,orang atau
pun situasi yang sedang dihadapi.
d. Evaluasi
hasil belajar
Secara rinci fungsi evaluasi dalam
pengajaran dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu:
1.Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah melakukan kegiatan selama jangka waktu tertentu
1.Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah melakukan kegiatan selama jangka waktu tertentu
2.Untuk mengetahui tingkat
keberhasilan progaram pengajaran
3.Untuk keperluan bimbingan
konseling
4.Untuk keperluan pengembangan dan
perbaikan kurikulumsekolah bersangkutan.
BAB III
METODELOGI
A.
Metode
Peneleitian
Metode
yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah metode kualitatif atau
deskripsi yaitu dengan mencari dan menelaah berbagai bahan referensi yang
berkaitan serta mendukung terhadap penulisan karya tulis ilmiah ini. Kajian
teori dimanfaatkan untuk memberi gambaran umum tentang latar penelitian dan
sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Selain itu penulis juga menggunakan
metode penelitian korelaitf yaitu menghubungkan data-data yang didapat antara
satu dengan yang lain, dan mengubungkan data-data yang ada dengan landasan
teori yang penulis gunakan. Sehingga diharapkan penelitian penulis bisa menjadi
penelitian yang benar dan akurat
B.
Analaisis
Data
untuk analisis data yang
telah diperoleh dari berbagai sumber maka data tersebut diolah dengan langkah :
1. Data
diseleksi dan dikelompokkan sesuia kebutuhan untuk menjawab masalah penelitian
2. Data
diolah sesuai dengan masalah penelitian
3. Analisa
data dengan menggunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dipahami sebagai
jawaban terhadap masalah
Metode analisis dalam
penelitian kualitatif, penulisan deskriptif mengikuti prosedur sebagai berikut
:
1. Analisis
deskriptif dengan mengembangkan kategori-kategori yang relevan dengan tujuan
penelitian
2. Penafsiran
atas hasil analisis deskriptif dengan berpedoman pada teori yang sesuai
Dengan demikian data yang
sudah terkumpul, diolah dan diiterpretsikan secara kualitatif dengan maksud
menjawab masalah penelitian.
C. Langkah Penelitian
Tahap-tahapan dalam
pelaksanaan penelitian ini memberikan gambaran tentang keseluruhan dalam
pembuatan Karya Tulis Ilmiah. Adapun tahapun tersebut adalah :
1. Tahapan
persiapan
a.
Menyusun rancangan penelitian
b.
Menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk
penelitaian seperti pertanyaan, dan alat tulis
c.
Mencari bahan untuk kajian teori sebagai bahan
referensi
2. Tahapan
pelaksanaan
a.
Melakukan wawancara
b.
Melakukan tes terhadap anak SD, dengan
memberikan beberapa pertanyaan kepada anak SD yang sudah diberikan materi untuk
dibaca sebelum diberikan pertanyaan dengan anak SD yang tidak diberikan materi.
Materi tersebut digunakan untuk menjawab pertanyaan yang akan diberikan
c.
Melakukan pengelolaan dan analisis data
3. Tahapan
akhir
a.
Menyusun Karya Tulis Ilmiah
BAB IV
PEMBAHASAN
A.
Hasil Belajar
Masalah
belajar adalah masalah bagi setiap manusia, dengan belajar manusia memperoleh
keterampilan, kemampuan sehingga terbentuklah sikap dan bertambahlah ilmu
pengetahuan. Jadi hasil belajar itu adalah suatu hasil nyata yang
dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani di
sekolah yang diwujudkan dalam bentuk raport pada setiap semester.
Untuk mengetahui perkembangan sampai di mana hasil yang telah dicapai oleh
seseorang dalam belajar, maka harus dilakukan evaluasi. Untuk menentukan
kemajuan yang dicapai maka harus ada kriteria (patokan) yang mengacu pada
tujuan yang telah ditentukan sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh
strategi belajar mengajar terhadap keberhasilan belajar siswa. Hasil
belajar siswa menurut W. Winkel (dalam buku Psikologi
Pengajaran 1989:82) adalah keberhasilan yang dicapai oleh siswa,
yakni prestasi belajar siswa di sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka.
Dari definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil
belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan
belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku
seseorang. Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar dapat dikatakan
berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan
filsafatnya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada
kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa
suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pembelajaran dinyatakan
berhasil apabila tujuan pembelajaran khususnya dapat dicapai.
Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran
khusus, guru perlu mengadakan tes formatif pada setiap menyajikan suatu bahasan
kepada siswa. Penilaian formatif ini untuk mengetahui sejauh mana siswa telah
menguasai tujuan pembelajaran khusus yang ingin dicapai. Fungsi penelitian ini
adalah untuk memberikan umpan balik pada guru dalam rangka memperbaiki proses
belajar mengajar dan melaksanakan program remedial bagi siswa yang belum
berhasil. Karena itulah, suatu proses belajar mengajar dinyatakan berhasil
apabila hasilnya memenuhi tujuan pembelajaran khusus dari bahan tersebut.
B.
Indikator Hasil Belajar Siswa
Yang
menjadi indikator utama hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:
a. Ketercapaian Daya Serap terhadap bahan
pembelajaran yang diajarkan, baik secara individual maupun kelompok. Pengukuran
ketercapaian daya serap ini biasanya dilakukan dengan
penetapan Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM)
b. Perilaku yang
digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa, baik secara
individual maupun kelompok.
Namun
demikian, menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (dalam
buku Strategi Belajar Mengajar 2002:120) indikator yang
banyak dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan adalah daya serap.
Menurut
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (hal 120-121) mengungkapkan, bahwa untuk
mengukur dan mengevaluasi hasil belajar siswa tersebut dapat
dilakukan melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkunya,
tes prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam jenis penilaian, sebagai
berikut:
a. Tes Formatif, penilaian ini dapat mengukur satu atau beberapa pokok
bahasan tertentu dan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa
terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki
proses belajar mengajar dalam waktu tertentu.
b. Tes Subsumatif, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang
telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh
gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar
atau hasil belajar siswa. Hasil tes subsumatif ini dimanfaatkan
untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan
nilai rapor.
c.
Tes Sumatif, tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap
bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu atau
dua bahan pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tarap atau tingkat
keberhasilan belajar siswa dalam satu periode belajar tertentu. Hasil dari tes
sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat (rangking)
atau sebagai ukuran mutu sekolah.
D. Motivasi Belajar Siswa
“Para
ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai suatu proses internal (dari
dalam diri seseorang ) yang mengaktifkan, membimbing, dan mempertahankan
perilaku dalam rentang waktu tertentu” (Baron, 1992:Schunk,1990 dalam Nur,
2003:2).
Graham
& Golan, (1991) menyatakan bahwa :
Motivasi
penting dalam menetukan seberapa banyak siswa akan belajar dari suatu kegiatan
pembelajaran atau seberapa banyak menyerap informasi yang disajikan kepada
mereka. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses
kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu
akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik
“Motivasi
belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan belajarnya.
Kadar motivasi ini banyak ditentukan oleh kadar kebermaknaan bahan pelajaran
dan kegiatan pembelajaranyang dimiliki oleh sisya yang bersangkutan ”(Djamarah
S.B, dkk, 1995:70)
Penulis
dapat menyimpulkan bahwa motivasi belajar adalah proses internal yang merupakan
salah satu factor utama yang menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
“Motivasi
ada dua macam yaitu motivasi yang datang dari dalam diri anak, disebut motivasi
intrinsik, dan motivasi yang diakibatkan dari luar, disebut motivasi ekstrinsik
”(Djamarah S.B, 1997:223).
Pentingnya
peranan motivasi dalam proses pembelajaran perlu dipahami oleh pendidik agar
dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada siswa. Motivasi
dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam maupun luar
siswa, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi / memuaskan suatu
kebutuhan. Dalam konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut berhubungan
dengan kebutuhan untuk pelajaran. Peran motivasi dalam proses pembelajaran,
motivasi belajar siswa dapat dianalogikan sebagai bahan bakar untuk
menggerakkan mesin, motivasi belajar yang memadai akan mendorong siswa
berperilaku aktif untuk berprestasi dalam kelas, tetapi motivasi yang terlalu
kuat justru dapat berpengaruh negatif terhadap keefektifan usaha belajar siswa.
E.
Fungsi Dari Motivasi Belajar
1. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa
motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar.
2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan
perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya
menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan
cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Pada garis besarnya motivasi mengandung nilai-nilai dalam
pembelajaran sebagai berikut :
1. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya
kegiatan belajar siswa.
2. Pembelajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang ada pada
diri siswa.
3. Pembelajaran yang bermotivasi menuntut kreatifitas dan
imajinitas guru untuk berupaya secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang
relevan dan serasi guna membangkitkan dan memeliharan motivasi belajar siswa.
4. Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan
mendayagunakn motivasi dalam proses pembelajaran berkaitan dengan upaya
pembinaan disiplin kelas.
5. Penggunaan asas motivasi merupakan sesuatu yang esensial
dalam proses belajar dan pembelajaran
Dececco & Grwford, 1974 (dalam Slameto, 2003:175)
menyatakan bahwa “dalam pemeliharaan dan peningkatan motivasi siswa ada 4
fungsi pengajar, yaitu: menggairahkan siswa, memberikan harapan realistis,
memberikan insentif, dan mengarahkan”.
Cony Semiawan mengatakan bahwa minat (interest), adalah
keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada sesuatu, situasi atau
obyek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan kepadanya
(statisfiers). Demikian juga minat dapat menimbulkan sikap yang merupakan suatu
kesiapan berbuat bila ada stimulasi sesuai dengan keadaan tersebut.
F. Cara Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa
1. Gunakan metode dan kegiatan yang beragam
Melakukan hal yang sama secara
terus menerus bisa menimbulkan kebosanan dan menurunkan semangat belajar. Siswa
yang bosan cenderung akan mengganggu proses belajar. Variasi akan membuat siswa
tetap konsentrasi dan termotivasi. Sesekali mencoba sesuatu yang berbeda dengan
menggunakan metode belajar yang bervariasi di dalam kelas. Cobalah untuk
membuat pembagian peran, debat, transfer pengetahuan secara singkat, diskusi,
simulasi, studi kasus, presentasi dengan audio-visual dan kerja kelompok kecil
2. Jadikan siswa peserta aktif
Pada usia muda sebaiknya diisi
dengan melakukan kegiatan, berkreasi, menulis, berpetualang, mendesain,
menciptakan sesuatu dan menyelesaikan suatu masalah. Jangan jadikan siswa
peserta pasif di kelas karena dapat menurunkan minat dan mengurangi rasa
keingintahuannya. Gunakanlah metode belajar yang aktif dengan memberikan siswa
tugas berupa simulasi penyelesaian suatu masalah untuk menumbuhkan motivasi
dalam belajar. Jangan berikan jawaban apabila tugas tersebut dirasa sanggup
dilakukan oleh siswa
3. Buatlah tugas yang menantang namun realistis dan
sesuai
Buatlah proses belajar yang
cocok dengan siswa dan sesuai minat mereka sehingga menarik karena mereka dapat
melihat tujuan dari belajar. Buatlah tugas yang menantang namun realistis.
Realistis dalam pengertian bahwa standar tugas cukup berbobot untuk memotivasi
siswa dalam menyelesaikan tugas sebaik mungkin, namun tidak terlalu sulit agar
jangan banyak siswa yang gagal dan berakibat turunnya semangat untuk belajar.
4. Ciptakan suasana kelas yang kondusif
Kelas yang aman, tidak mendikte
dan cenderung mendukung siswa untuk berusaha dan belajar sesuai minatnya akan
menumbuhkan motivasi untuk belajar. Apabila siswa belajar di suatu kelas yang
menghargai dan menghormati mereka dan tidak hanya memandang kemampuan akademis
mereka maka mereka cenderung terdorong untuk terus mengikuti proses belajar.
5. Berikan tugas secara proporsional
Jangan hanya berorientasi pada
nilai dan coba penekanan pada penguasaan materi. Segala tugas di kelas dan
pekerjaan rumah tidak selalu bisa disetarakan dengan nilai. Hal tersebut dapat
menurunkan semangat siswa yang kurang mampu memenuhi standar dan berakibat
siswa yang bersangkutan merasa dirinya gagal. Gunakan mekanisme nilai
sepelunya, dan cobalah untuk memberikan komentar atas hasil kerja siswa mulai
dari kelebihan mereka dan kekurangan mereka serta apa yang bisa mereka
tingkatkan. Berikan komentar Anda secara jelas. Berkan kesempatan bagi siswa
untuk memperbaiki tugas mereka apabila mereka merasa belum cukup. Jangan
mengandalkan nilai untuk merombak sesuatu yang tidak sesuai dengan Anda.
6. Libatkan diri Anda untuk membantu siswa mencapai
hasil
Arahkan siswa untuk meningkatkan
kemampuan dalam proses belajar mengajar, jangan hanya terpaku pada hasil ujian
atau tugas. Bantulah siswa dalam mencapai tujuan pribadinya dan terus pantau
perkembangan mereka.
7. Berikan petunjuk pada para siswa agar sukses dalam
belajar
Jangan biarkan siswa berjuang
sendiri dalam belajar. Sampaikan pada mereka apa yang perlu dilakukan. Buatlah
mereka yakin bahwa mereka bisa sukses dan bagaimana cara mencapainya.
8. Hindari kompetisi antarpribadi
Kompetisi bisa menimbulkan
kekhawatiran, yang bisa berdampak buruk bagi proses belajar dan sebagian siswa
akan cenderung bertindak curang. Kurangi peluang dan kecendrungan untuk membanding-bandingan
antara siswa satu dengan yang lain dan membuat perpecahan diantara para siswa.
Ciptakanlah metode mengajar dimana para siswa bisa saling bekerja sama.
9. Berikan Masukan
Berikan masukan para siswa dalam
mengerjakan tugas mereka. Gunakan kata-kata yang positif dalam memberikan
komentar. Para siswa akan lebih termotivasi terhadap kata-kata positif
dibanding ungkapan negatife. Komentar positif akan membangun kepercayaan diri.
Ciptakan situasi dimana Anda percaya bahwa seorang siswa bisa maju dan sukses
di masa datang.
10. Hargai kesuksesan dan keteladanan
Hindari komentar negatif
terhadap kelakuan buruk dan performa rendah yang ditunjukan siswa Anda, akan
lebih baik bila Anda memberikan apresiasi bagi siswayang menunjukan kelakuan
dan kinerja yang baik. Ungkapan positif dan dorongan sukses bagi siswa Anda
merupakan penggerak yang sangat berpengaruh dan memberikan aspirasi bagi siswa
yang lain untuk berprestasi.
BAB
V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Motivasi belajar yang terdiri dari cita-cita/aspirasi,
kemampuan siswa, kondisi jasmani dan rohani siswa, kondisi lingkungan kelas,
unsur-unsur dinamis dalam belajar dan upaya guru dalam membelajarkan siswa
sedangkan hasil belajar siswa meliputi informasi verbal, keterampilan
intelek,strategi kognitif,keterampilan motorik dan sikap.
B. Saran
Saran yang dapat diajuakan
berdasarkan simpulan diatas adalah sebagai berikut:
Dengan adanya fasilitas yang terbatas dan pentingnya hal tersebut maka diharapakan penambahan fasilitas terutama peralatan laboratorium. Siswa hendaknya meningkatkan kesadaran dan ushanya dalam rangka memperoleh informasi non formal sehingga pengetahuan mereka dapat lebih bertambah wawasannya, seperti mencari informasi lewat internet, membaca koran/buku selain buku referensi. Diharapkan siswa untuk melatih dirinya untuk berani tampil dalam rangka mengungkapkan pendapatnya dimuka umum.
Dengan adanya fasilitas yang terbatas dan pentingnya hal tersebut maka diharapakan penambahan fasilitas terutama peralatan laboratorium. Siswa hendaknya meningkatkan kesadaran dan ushanya dalam rangka memperoleh informasi non formal sehingga pengetahuan mereka dapat lebih bertambah wawasannya, seperti mencari informasi lewat internet, membaca koran/buku selain buku referensi. Diharapkan siswa untuk melatih dirinya untuk berani tampil dalam rangka mengungkapkan pendapatnya dimuka umum.
DAFTAR
PUSTAKA
Ali,Mohammad.1998.Penelitian
Kependidikan Prosedur Dan Strategi.Bandung:Angkasa.
Arikunto,Suharsimi.1998.Prosedur Penelitian.Jakarta:Rieneka Cipta.
Djamarah,Syaiful Bahri.Drs.2002.Psikologi Belajar.Jakarta:PT Rieneka Cipta.
http://www.unnese.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/doc.pdf
Arikunto,Suharsimi.1998.Prosedur Penelitian.Jakarta:Rieneka Cipta.
Djamarah,Syaiful Bahri.Drs.2002.Psikologi Belajar.Jakarta:PT Rieneka Cipta.
http://www.unnese.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/doc.pdf
Comments
Post a Comment